Fhandy Pandey

Energy Technical Expert

Geothermal Enginer

GHG Verifier

GHG Validator

GHG Consultant

Fhandy Pandey

Energy Technical Expert

Geothermal Enginer

GHG Verifier

GHG Validator

GHG Consultant

Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Sukadamai 2,4 MW dari Recovery Biogas pada Pengolahan Limbah POME

  • Judul Kegiatan: Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Sukadamai 2,4 MW dari Recovery Biogas pada Pengolahan Limbah POME
  • Metodologi: Pemanfaatan Biogas Limbah Cair Industri sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik [MSEP-014]
  • Pelaku Mitigasi: PT Nagata Bio Energi
  • Lingkup Sektor: Energi & Pengolahan Limbah

Tujuan dan Gambaran Umum Kegiatan Aksi Mitigasi PLTBg Sukadamai

PT Nagata Bio Energi (PT NBE) telah membangun proyek pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) berkapasitas 2,4 MW dengan memanfaatkan limbah cair (palm oil mill effluent, POME) buangan pabrik pengolahan kelapa sawit PT Suryabumi Tunggal Perkasa (PT STP). Lokasi proyek berada di Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Proyek ini, yang selanjutnya disebut PLTBg Sukadamai, merupakan kegiatan proyek aksi mitigasi greenfield melalui inisiatif pengembangan renewable energy (RE) untuk penyediaan listrik bersih rendah emisi GRK di Kalimantan Selatan. Proyek mulai beroperasi secara komersial (commercial operations date, COD) pada tanggal 25 Agustus 2020.

Aktivitas proyek ini dimaksudkan untuk memasok listrik ke jaringan listrik PLN berdasarkan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) antara PT NBE dengan PT PLN (Persero), ditandatangani pada 25 April 2016. Operasi pembangkit ditetapkan untuk melayani operasi base-load (kontinu 24 jam sepanjang tahun), capacity factor (CF) berkisar 80-85%, jangka waktu kontrak operasi selama 20 tahun, dan untuk menyalurkan listrik dengan kapasitas 2,4 MW ke jaringan tegangan menengah PLN 20 kV. Bahan baku pembangkit POME segar diperoleh dari keluaran (effluent) pabrik pengolahan kelapa sawit minyak sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO) PT STP yang tepat bersebelahan dengan proyek PLTBg Sukadamai. Aktivitas proyek antara PT NBE dan PT STP tersebut diwujudkan dengan skema bisnis build-operate-transfer (BOT)─dimana setelah 15 tahun operasi, kepemilikan dan operasional pembangkit akan ditransfer ke PT STP.

Pembangkit dioperasikan secara kontinu dengan umpan limbah POME dari pabrik CPO sekitar 34 m3/jam dan nilai chemical oxygen demand (COD) sekitar 75.000 mg/L. Volume POME ini sesuai dengan kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) sekitar 900 ton/hari untuk memproduksi CPO sekitar 45 ton/jam (rasio limbah POME terhadap TBS sekitar 0,75 m3 POME/ton TBS). Keluaran POME ditampung dalam kolam penampungan di area pabrik CPO dan kemudian disalurkan ke area pembangkit untuk proses digesting, recovery biogas, dan pembangkitan listrik. Teknologi sistem utama tercakup dalam PLTBg adalah (i) fasilitas pre-treatment (terdiri dari screener, cooling system, dan mixing tank); (ii) sistem bio-digesting (terdiri dari kolam anaerobik tertutup, kolam sedimentasi, tangki efluen, dan kolam aerobik), serta (iii) sistem ekstraksi biogas (terdiri dari blower, H2S scrubber, dehumidifier, gas engine, dan open flare), (iv) sistem pembangkitan listrik. Sejumlah 1.141 m3/jam biogas bersih (hasil proses digesting anaerobik, diikuti dengan penangkapan H2S dan dehumidifikasi produk biogas) digunakan sebagai bahan bakar untuk 2 unit gas engine, masing-masing berkapasitas 1,2 MW dengan kinerja efisiensi sekitar 40% (disebut konfigurasi 2 x 1,2 MW). Listrik yang dibangkitkan sebagian besar disalurkan ke jaringan PLN dan sisanya (sekitar 10% dari total pembangkitan) digunakan untuk kebutuhan internal pabrik (internal load). Bypass produk biogas dari gas engine ke flare dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu, seperti saat start-up, emergency shut-down, kandungan oksigen dalam gas melebihi batas yang diizinkan, dan kondisi abnormal lainnya. Keluaran limbah cair dari digester selanjutnya disalurkan ke kolam retention aerobik yang berada di area pabrik CPO.

YouTube video

Bagaimana Kegiatan Aksi Mitigasi PLTBg Sukadamai Mereduksi Emisi GRK

Ada dua aksi reduksi emisi GRK yang dihasilkan dari aktivitas proyek PLTBg ini. Pertama, aktivitas proyek ini akan menangkap jumlah metana yang signifikan dari pengolahan limbah POME berasal dari pabrik CPO dengan mengumpankan ke genset listrik biogas baru tipe gas engine. Kedua, listrik yang dibangkitkan oleh proyek ini diekspor ke jaringan listrik PLN. Oleh karena itu, kegiatan proyek akan menghindari emisi metana dari pengolahan POME dan menggantikan jumlah listrik yang setara yang seharusnya dihasilkan oleh jaringan listrik yang dominan menggunakan bahan bakar fosil. Karena PLTBg bebas emisi Gas Rumah Kaca (GRK), tenaga yang dihasilkan akan mencegah emisi gas antropogenik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik termal berbasis bahan bakar fosil yang terdiri dari batu bara, BBM dan gas. Oleh karena itu, pembangkitan dari kegiatan yang diusulkan ini adalah sumber non-GRK dan dengan demikian mengurangi proporsi pembangkit berbasis bahan
bakar fosil di jaringan, yang pada akhirnya menghasilkan jaringan listrik rendah karbon.